Siang itu, di sebuah majlis, kiai ‘Afif membuka ta’limnya dengan mengutip firman Allah surat Al-Ahzab ayat 56,
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَٓائِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَـٰٓأَ يُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya dan doakanlah keselamatan atasnya”
“Ini perintah yang cukup unik”, kata beliau memulai penjelasannya.
Dalam Al-Quran, Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, berbuat baik kepada kedua orang tua dan beberapa perintah lainnya, namun tidak dibarengi dengan penjelasan bahwa Allah terlebih dahulu melakukan apa yang Dia peritahkan.
Ketika memerintahkan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, pada ayat tersebut (Al-Ahzab:56), diinformasikan bahwa Allah dan para malaikat-Nya terlebih dahulu dan selalu bershalawat kepada Nabi, baru kemudian memerintahkan kepada umat-Nya.
“ini salah satu indikasi bahwa Allah sangat sayang terhadap Rasulullah”, tegas kiai ‘Afif.
Diriwayatkan bahwa makna sholawat dari Allah artinya adalah pemberian rahmat dan kemuliaan. Bila malaikat bershalawat artinya adalah memohonkan ampunan. Dan jika kita yang bershalawat artinya adalah doa agar beliau dilimpahi rahmat dan kemuliaan.
“Maaf kiai, apa sih keutamaan dan faidahnya bershalawat kepada Nabi? Tanya Pak Naqib memotong penjelasan kiai ‘Afif
“Oh,, tentu banyak sekali keutamaannya”, jawab kiai ‘Afif.
Di antara keutamaan bershalawat adalah:
1. Bershalawat adalah bentuk ketaatan atas perintah Allah, sebagaimana perintah Allah dalam surat Al-Ahzab : 56
2. Bershalawat satu kali, akan dibalas oleh Allah shalawat sepuluh kali (HR. Muslim)
3. Bershalawat satu kali, akan menghapus kesalahan dan akan ditinggikan baginya 10 derajat (HR. An-Nasai)
4. Bershalawat 10 kali di pagi dan 10 kali di sore hari akan mendatangkan syafaat Nabi kelak di hari kiamat (HR. At-Thabran)
5. Bershalawat merupakan salah satu sebab terkabulnya do’a (HR. at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasa’i)
Fauzan, seorang pemuda yang dari awal serius menyimak penjelasan kiai ‘Afif, tiba-tiba mengangkat tangan, “saya juga mau tanya kiai”
“Iya, silahkan” jawab kiai ‘Afif
“Begini kiai, katanya Rasulullah sudah dijamin masuk surga dan diampuni dosa-dosanya? Lalu mengapa kita perlu mendoakan beliau agar dilimpahi rahmat dan kemuliaan?
“Nak Fauzan, pertama, sebetulnya Rasulullah itu sudah dijanjikan keselamatan dan kemuliaan oleh Allah. Sebab beliau adalah hamba Allah yang paling dicintai-Nya. Bahkan Rasulullah itu diberikan beragam anugerah oleh Allah sampai beliau benar-benar merasa puas (Ad-Duha: 5).
Jadi, pada dasarnya kita yang membutuhkan keselamatan dan rahmat Allah. Sehingga dengan cara bershalawat kepada beliau, kita akan dibalas oleh Allah dengan shalawat, dalam arti diselamatkan, diampuni dosa-dosa kita dan diangkat derajat kita di sisi Allah.
Kemuliaan Nabi itu Ibarat sebuah bejana yang sempurna dan sudah terisi penuh, kalau kita isi air pasti akan meluap, luber (bahasa Jawa), maka luapan air tersebut akan mengenai kita juga. Nah, demikian juga doa, shalawat dan salam yang kita sampaikan pada Rasulullah, insya Allah akan terlimpah kembali kepada kita.”
Kedua, saya ingat sebuah hadis yang menyatakan bahwa sesungguhnya do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Muslim)
Nah, Jika kita mendoakan saudara kita saja diaminkan malaikat dan kita mndapatkan kebaikan yang semisal, apalagi jika yang kita doakan adalah Nabi Muhammad, seorang rasul mulia, kekasih Allah, manusia agung yang terjaga dari perbuatan dosa (ma’shum), tentu akan lebih banyak kebaikan lagi untuk kita.
“Syukron kiai, atas pencerahannya” kata Fauzan
“Afwan” jawab kiai Afif sambil tersenyum
Mengakhiri ta’limya, kiai ‘Afif berpesan agar kita selalu memperbanyak shalawat kepada Nabi, khususnya pada hari Jum’at. Beliau menyampaikan sebuah hadis riwayat Al-Baihaqi,
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.”
اللهم صل على محمد النبي الأمي وعلى أله وسلم تسليما
اللهم صل على محمد عبدك ورسولك النبي الأمي
oleh : Muhammad Akrom Nasya